Isi Tas Harian: Review Skincare, Gadget, Fashion dan Alat yang Dipakai

Skincare favorit: ringkas tapi bekerja

Di bagian depan tas saya biasanya ada pouch kecil yang isinya skincare sehari-hari. Produk yang selalu saya bawa: sunscreen travel size, lip balm, dan sedikit sheet mask sekali pakai kalau sedang long day. Sunscreen yang saya pakai belakangan ini ringan, cepat meresap, dan nggak bikin whitecast — penting banget karena saya sering keluar masuk ruangan AC dan sinar matahari. Lip balm? Bukan sekadar untuk bibir kering. Dulu pernah ada momen konyol: presentasi penting, saya ngomong panjang, tiba-tiba bibir pecah. Untungnya ada lip balm. Hidup diselamatkan.

Saya juga suka menyelipkan satu essence mini di pouch. Fungsinya untuk boost kelembapan saat kulit terasa lelah. Kalau mau baca review produk skincare lebih lengkap, saya kadang cek rekomendasi di onedayreview buat banding-bandingin opini.

Gadget yang nggak pernah keluar dari tas — wajib atau gengsi?

Gadget adalah jiwa. Saya biasanya bawa smartphone, earphone TWS, power bank, dan kabel serbaguna. Smartphone? Ya standar, tapi earphone favorit saya jelas membantu mood kerja: noise cancelling penting ketika coworking jadi saya bisa fokus. Power bank? Jangan remehkan. Pernah mampir ke café yang colokannya penuh, dan baterai laptop hanya 20% — power bank jadi penyelamat sampai colokan tersedia.

Satu gadget kecil yang underrated: stylus pen. Saya sering catat ide di aplikasi note. Dengan stylus, ketepatan tulisan dan coretan jadi lebih natural. Rasanya seperti bawa pensil digital; ide muncul, langsung saya tuangkan. Ngomong-ngomong, kabel serbaguna memang bikin tas lebih rapi, tapi saya tetap suka punya kabel cadangan karena drama kabel putus itu nyata.

Fashion & aksesori: simple tapi nendang

Pengaturan fashion di tas saya cenderung fungsional. Kacamata hitam, dompet kecil, dan scarf ringan selalu ada. Scarf kadang saya pake sebagai aksesori dadakan: diikat di tas, dipakai di rambut, atau dipasang di leher kalau angin malam tiba-tiba dingin. Saya suka item yang multifungsi karena menambah value tanpa membuat tas berat.

Satu trick saya: pilih aksesori dengan warna netral yang gampang dipadupadankan. Jadi, kalau sedang buru-buru dan cuma ngeluarin satu barang dari tas, tetap kelihatan rapi. Oh iya, sepatu? Biasanya saya taruh satu sepasang sandal lipat di tas kerja. Pernah harus jalan kaki jauh karena ojek online lama datang—sandal lipat itu penyelamat gaya (dan kaki).

Tools & lain-lain: kecil, berguna, dan sering diselempangkan

Di bagian paling bawah tas ada kotak kecil berisi alat-alat: pulpen, masker cadangan, hand sanitizer, mini sewing kit, dan multitool kecil. Multitool itu bintang kecil yang sering dipakai: buka tutup botol, gunting tali, atau buka kemasan. Saya ingat waktu pindah kos, multitool ini dipakai untuk membongkar kardus kecil—simple tapi efisien.

Satu barang yang kadang luput tapi penting: tisu basah. Selepas makan atau bersihin kacamata, tisu ini juaranya. Selain itu, saya selalu bawa satu sticky note pad kecil. Susah dijelaskan, tapi ketika ide datang, coret cepat di sticky note—lebih cepat daripada buka app dan ketuk-ketuk layar. Benda analog kadang masih punya tempat khusus di tas digital life saya.

Sekian isi tas harian versi saya. Intinya: pilih barang yang fungsional, ringan, dan bikin kamu merasa siap menghadapi hari. Kadang saya ganti isi tas tergantung mood atau agenda—kalau ada meeting penting, pouch skincare sedikit lebih lengkap; kalau mau hangout, lebih santai. Gaya hidup berubah, isi tas pun ikut berubah. Tapi satu yang pasti: barang kecil yang terasa remeh seringnya paling berharga saat momen darurat. Kalau kamu, apa yang selalu ada di tas tiap hari?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *